Ravel Morrison - Pemain TerlupakanGoal Indonesia

Apa Kabar Ravel Morrison? Eks Manchester United Yang Dianggap Lebih Jago Dari Paul Pogba

“Dia memiliki bakat alami sebanyak anak muda yang pernah kita datangkan.”

Sir Alex Ferguson pernah melihat banyak bintang muda selama kariernya, namun ada satu yang paling menonjol di antara yang lain. Dan mengingat dalam daftarnya ada mantan produk akademi Manchester United seperti Ryan Giggs dan Paul Scholes yang masuk kategori empat pemain kelas dunia yang pernah ia tangani – lainnya adalah Eric Cantona dan Cristiano Ronaldo – itu tentu menggambarkan banyak hal terkait Ravel Morisson bahwa betapa manajer legendaris itu menilai dia begitu tinggi.

Pada 2011, ia tampak siap untuk berada di puncak permainan. Bersama sosok seperti Paul Pogba, Jesse Lingard dan Michael Keane, Morrison membawa United meraih FA Youth Cup yang sejak saat itu gagal mereka menangkan kembali. Ia mencetak dua gol di final leg kedua melawan Sheffield United, yang sekaligus memberi tahu kepada banyak pihak bahwa ia siap naik ke tim senior.

Artikel dilanjutkan di bawah ini

Sepuluh tahun kemudian, Pogba adalah juara Piala Dunia dan raihan empat gelar Serie A yang kini sedang menikmati permainan puncaknya di United di bawah arahan Ole Gunnar Solskjaer, Keane adalah pemain internasional Inggris yang bermain reguler untuk Everton, sementara Lingard memiliki 27  caps untuk negaranya dan kini bersinar di West Ham lewat jalur pinjaman dari Old Trafford.

Namun Morrison, yang merupakan pemain paling bertalenta di antara yang lain, kini berstatus bebas transfer setelah meninggalkan klub Belanda ADO Den Haag pada 9 Januari kemarin. Itu jelas bukan yang diharapkan darinya.

Atau memang kariernya sudah jatuh? Soalnya, dari titik paling awal dalam kariernya, selalu ada kekhawatiran bahwa bakatnya akan sangat mudah terbuang sia-sia.

Tiga bulan sebelum final FA Youth Cup, Morrison berada di pengadilan Trafford setelah mengakui dua tuduhan mengintimidasi seorang saksi terkait kejahatan penjambretan menggunakan pisau. Dia baru-baru ini mengatakan kepada The Times bahwa: “Saya bahkan tidak tahu apa yang saya lakukan itu salah. Saya tidak tahu mengintimidasi saksi adalah suatu hal.”

Ada goresan-goresan lain yang berkaitan dengan hukum termasuk melibatkan pacarnya, dan ancaman hukuman seakan menghambat kariernya yang sedang berkembang.

2b10e0464b54414f794d31b28d23647a34bb99df

Mantan kapten United Rio Ferdinand berkata kepada BT Sport pada 2018 lalu mengenai betapa menjanjikannya Morrison, namun ia juga juga selalu punya kekhawatiran.

“Dia mungkin adalah pemain muda paling berbakat yang pernah saya lihat,” kata Ferdinand. “Saya ingat Sir Alex menarik saya dan Wayne Rooney agar mendekat dengan berkata ‘Lihat bocah itu. Dia adalah yang terbaik, lebih baik ketimbang kamu Wayne ketika masih muda, lebih baik ketimbang Rio, lebih baik ketimbang Ryan Giggs ketika masih muda. Ini adalah pemain muda terbaik yang kalian lihat.

“Namun level konsentrasi yang dibutuhkan setiap hari, dia tidak pernah bisa melakukan itu. Kumpulan pemain yang bermain bersamanya seperti Pogba, Lingard, Adnan Januzaj, yang sedikit lebih muda, mereka semua menjadikan dia seperti pahlawan super mengingat apa yang bisa dia lakukan dengan bola.

“Saya pernah mencoba menghubungi dia tapi terkadang sejumlah orang membatasi dirinya dengan orang lain seketika mereka meninggalkan klub, dan apa yang mereka lakukan di luar klub, pada akhirnya, berpengaruh pada apa yang mereka lakukan di lapangan. Jika Anda punya kebiasaan buruk sebagai remaja, itu kemudian akan memengaruhi penampilan Anda di lapangan.”

Ferdinand kemudian harus secara terbuka membebaskan Morrison dari tuduhan bahwa ia telah mencuri barang-barang dari sekan setimnya di ruang ganti United, tapi Ferguson menjadi capek dengan sang pemain bertalenta yang bergaul dengan orang-orang salah di luar lapangan dan, pada Januari 2012, ia bahkan menyetujui penjualannya ke West Ham setelah hanya tampil tiga kali sebagai pengganti di ajang Piala Liga untuk level tim senior.

“Saya tidak perlu pergi dari Manchester,” kata Morrison kepada The Times . Ada kalanya saya berbuat salah, namun terkadang itu hanya di waktu yang salah, tempat yang salah, orang-orang yang salah dan bahkan ketika saya tidak melakukan apa-apa, namun karena saya di sana, itu sangat mudah untuk menyalahkan saya.”

Setelah United, Morrison mencoba untuk menikmati kariernya di Upton Park. Namun ia tidak berhasil hingga kemudian dipinjamkan ke QPR di tengah-tengah perselisihan kontrak dan ia juga sempat dipinjam oleh Birmingham City dan Cardiff City. Tak lama setelah mendapati dirinya berselisih dengan Sam Allardyce – yang kemudian melabeli dia sebagai bakat sia-sia – dia meninggalkan The Hammers .

Ravel Morrison Lazio Genoa Serie A 23/09/2015

Pelabuhan berikut baginya adalah Lazio, di mana ia mendapati kesulitan di tim utama. Dia menyebut kepindahan itu sebagai yang terburuk karena merasa ada pembuat keputusan dari pihak klub yang menghalangi jalannya.

Lantaran butuh untuk membangkitkan kariernya, Morrison memilih kembali dipinjamkan ke QPR sebelum menghabiskan satu musim bersama klub Meksiko Atlas. Di Liga MX ia menikmati kebangkitan, dan kepindahannya ke klub Swedia Ostersund di usia 26 ditatap Morrison dengan antusias.

“Saya datang ke sini untuk membangun diri saya kembali,” kata Morrison kepada laman resmi Ostersund jelang kedatangannya pada Februari 2019 kemarin. “Saya ingin menikmatinya dan kembali menikmati sepakbola dan memenangkan semua yang kita bisa. Ini menarik dan saya tak sabar untuk menghadapi semua yang ada di depan saya.”

Morrison sendiri dikontrak klub Swedia tersebut hingga akhir Juni 2019. Pada saat tersebut, ia sejatinya berharap dapat memikat perhatian klub yang lebih besar. Ketika berbicara dengan Sveriges Radio , dia menilai pengalaman di Skandinavia seperti latihan di etalase. “Saya pikir seluruh skuad punya kemampuan hebat, ini bukan cuma saya yang dilihat orang-orang.”

Masih ada harapan bahwa hal-hal yang lebih baik akan dimiliki Morrison. Dia sejauh ini dikenal sebagai contoh negatif untuk pemain muda, namun ia tidak merasa pahit dalam menanggapi itu.

“Saya sudah belajar bahwa sepakbola bisa membawa Anda ke tempat yang tidak pernah Anda bayangkan sebelumnya,” katanya kepada Sportbladet belum lama ini. “Anda harus menikmati perjalanan itu – terkadang itu mudah, terkadang itu sulit, namun saya sudah putuskan untuk menikmati waktu saya bersama Ostersund.”

Dengan bakat yang pantas mendapatkan hal lebih, Morrison harusnya bisa memiliki karier yang lebih baik. Orang-orang hanya dapat berharap bahwa jalan ceritanya akan berakhir dengan penebusan sesuai bakat yang dikenal dahulu.

Iklan