Presiden Barcelona Joan Laporta mengecam Luis Rubiales karena perilakunya yang “memalukan” dan menegaskan kembali dukungan klub untuk Jenni Hermoso.
Rubiales memicu salah satu kontroversi terbesar baru-baru ini dalam sepakbola wanita ketika dia mencium bibir Hermoso menyusul kemenangan Spanyol melawan Inggris di final Piala Dunia 2023.
Berbicara menjelang pertandingan LaLiga Barcelona melawan Villarreal pada hari Minggu, Laporta mengulangi posisi klub mengenai masalah ini.
"Saya tegaskan kembali bahwa perilaku Rubiales tidak dapat diterima, tidak pantas, dan memalukan. Kami memberikan dukungan tanpa syarat kepada para pemain. Jenni, kami bersama Anda," kata Laporta.
"Kami mengira Rubiales akan mengundurkan diri [pada hari Jumat], dan dia tidak punya pilihan lain. Sebagai FC Barcelona, kami sepenuhnya menghormati keputusan FIFA untuk menonaktifkannya untuk sementara waktu. Perjelas hal itu dengan cara yang energik dan tegas dalam hal apa pun. Jika terjadi kekerasan seksis dan pelecehan, kami memberikan dukungan kepada para korban."
Pertandingan Berikut
Rubiales memberikan konferensi pers yang eksplosif pada Jumat lalu di mana dia bersikeras tidak akan mengundurkan diri. Kemudian pada hari itu, Hermoso menerbitkan pernyataan di mana dia menyangkal bahwa ciuman Rubiales bersifat suka sama suka dan menuduh FA Spanyol menekannya untuk secara terbuka membebaskan Rubiales dari kesalahannya.
RFEF menanggapinya dengan mengancam Hermoso dan Persatuan Pesepakbola Profesional Spanyol dengan tindakan hukum, sebelum FIFA menskors Rubiales dari semua aktivitas sepakbola selama 90 hari.
Pelatih Spanyol Jorge Vilda akhirnya melontarkan kritik terhadap Rubiales meski memberinya tepuk tangan selama konferensi pers hari Jumat. Dia kini berada dalam posisi yang canggung karena semua staf kepelatihannya telah mengundurkan diri. 81 pemain Spanyol menegaskan tidak tersedia untuk tim nasional sampai Rubiales dicopot secara permanen dari posisinya.
