Red cardGetty Images

Edan! Match-Fixing 41 Gol Bunuh Diri Dalam Dua Pertandingan!

Klub kasta keempat Afrika Selatan, Matiyasi FC, Shivulani Dangerous Tigers, Kotoko Happy Boys dan Nsami Mighty Birds dilarang bermain seumur hidup setelah dinyatakan bersalah dalam kasus pengaturan skor.

Tigers dan Matiyasi berjuang untuk posisi teratas demi mendapatkan tiket promosi; tim pertama merain kemenangan 33-1 atas Happy Boys saat Matiyasi mengalahkan Mighty Birds 59-1.

Dua hasil tersebut jelas menarik perhatian liga dan investigasi dilakukan, hasilnya mereka semua dinyatakan bersalah.

Artikel dilanjutkan di bawah ini

Apa yang terjadi di divisi empat Afrika Selatan?

"Penyelidikan kami menemukan Matiyasi dan Nsami ingin menggagalkan Shivulani, yang saat itu memimpin liga dengan selisih tiga poin dan selisih 16 gol, sehingga mereka sepakat untuk mengatur skor untuk mencegah hal ini [promosi] terjadi," kata Vincent Ramphago, presiden wilayah Mopani, kepada BBC Sport Africa.

"Setelah mengetahui Matiyasi memimpin 22-0 di babak pertama, Shivulani berkolusi agar Kotoko Happy Boys mengeluarkan pemain dari lapangan. Para pemain yang keluar mengatakan mereka lelah, meninggalkan tim mereka dengan hanya sisa tujuh pemain."

"Di pertandingan Matiyasi, wasit memberikan kartu merah kepada pemain sehingga berakhir dengan tujuh pemain."

"Ketika kedua tim sebelumnya bertemu pada bulan Maret, skornya jauh lebih masuk akal, dengan Matiyasi mengalahkan Mighty Birds 2-1 sementara Dangerous Tigers bermain imbang 2-2 dengan Happy Boys."

Lebih lanjut, operator liga mengatakan bahwa banyak dari gol tersebut bahkan tidak dicatat dengan benar oleh ofisial pertandingan.

"Kami menemukan wasit hanya menulis - 'pemain nomor 2 mencetak 10 gol, pemain nomor 5 mencetak 20 gol' dan seterusnya - tetapi ada 41 gol bunuh diri jadi bagaimana mereka mencatatnya?" tanyanya terheran-heran.

Melecehkan sepakbola

Selain klub yang dijatuhi sanksi berat, ofisial dari tim yang terlibat juga diskors selama lima hingga delapan musim.

"Orang-orang ini melecehkan sepakbola, dan kami tidak bisa membiarkan itu terjadi lagi," tambah Ramphago.

"Yang menyedihkan adalah ada pemain muda yang terlibat karena aturan kompetisi menetapkan bahwa setiap tim harus menurunkan setidaknya lima pemain di bawah 21 tahun."

"Tujuan utama kami dalam menyelenggarakan liga adalah untuk memastikan kami mempersiapkan para pesepakbola muda menjadi pemain Bafana Bafana [timnas Afrika Selatan] yang potensial di masa depan."

Iklan