Alvaro Recoba Inter 2000Getty

Lika-Liku Karier Alvaro 'El Chino' Recoba, Sensasi Kaki Kiri Yang Sempat Mengguncang Italia

Jika ditanya siapa pesepakbola yang mencolok di era 90-an akhir dan 2000-an awal, mungkin nama Alvaro Recoba tidak terlintas dalam pikiran banyak orang.

Tetapi, meski namanya masih kalah dengan pemain-pemain seperti Ronaldo Nazario, Hernan Crespo hingga Adriano, Recoba pasti akan diingat oleh para pecinta sepakbola Italia, khususnya Inter Milan.

El Chino, begitu dia dikenal, merupakan pesepakbola asal Uruguay yang memiliki sepakan kaki kiri yang keras dan akurat.

Artikel dilanjutkan di bawah ini

Ia meniti karier di negaranya bersama Danubio di usia 17 tahun. Lalu, dua tahun kemudian dia pindah ke raksasa Uruguay Nacional, di mana dia mencatatkan 30 gol dalam 27 pertandingan di usianya yang baru 20 tahun.

Bakatnya kemudian diendus oleh legenda Inter, Sandro Mazzola, yang merekomendasikan kepada presiden Nerazzurri kala itu, Massimo Moratti, untuk merekrutnya -- dan transfer akhirnya terjadi pada tahun 1997.

Datang bersama Ronaldo Nazario, Recoba jelas diragukan bisa menyaingi legenda Brasil tersebut. Dan benar, di giornata pertama Serie A 1997/98 melawan Brescia, ia masuk sebagai pemain cadangan.

Tetapi, meski baru dimasukkan 18 menit sebelum laga bubar, itu cukup bagi El Chino untuk membungkam semua keraguan terhadap dirinya.

Tak lama setelah dia masuk, Nerazzurri kebobolan dan tertinggal 1-0. Namun, ia berhasil menyamakan kedudukan secara spektakuler pada menit ke-80 lewat tembakan jarak jauhnya berjarak 30 meter, yang dijuluki 'Thunderbastard'.

Lalu, tiga menit berselang Inter mendapatkan sepakan bebas. Recoba maju sebagai penendang. Ia melepaskan sepakan keras ke sudut atas gawang Brescia. "Itu melanggar hukum fisika," ucap para penggemar soal gol tendangan bebas Recoba.

Bahkan, orang-orang kala itu beranggapan: "Jika Inggris punya David Beckham, maka Inter dan Uruguay punya Alvaro Recoba."

Alvaro Recoba Inter Milan VS Lazio on MArch 19, 2006Getty

Di laga itu, Inter sukses comeback berkat dua gol dari Recoba. Dan ia berhasil membuat Ronaldo benar-benar tenggelam di laga itu.

Namun, pada akhirnya tetap Ronaldo yang bersinar, di mana ia mencetak 34 gol di musim itu, sementara Recoba hanya menambah satu gol lagi ketika ia masuk dari bangku cadangan untuk menyelamatkan Inter dari kekalahan lawan Empoli.

Pengaruhnya yang minim itu membuat Recoba dipinjamkan ke Venezia selama paruh musim kedua 1998/99 untuk mendapatkan menit bermain yang lebih banyak.

Kontribusi Recoba sangat besar di Venezia, mencetak 11 gol dan sembilan assist dalam 19 laga dan membantu mereka terhindar dari degradasi di mana Venezia finis di urutan ke-11.

Kemudian, setelah kembali ke Inter Recoba menghabiskan musim 1999/2000 dengan mencetak sepuluh gol dan membantu Nerazzurri mengakhiri musim di urutan keempat.

Meskipun dia terus berjuang untuk memantapkan tempatnya di posisi utama, Moratti percaya dengan kemampuan Recoba dan menghadiahinya kontrak baru berdurasi lima tahun pada Januari 2001 -- yang menjadikannya sebagai pemain dengan bayaran tertinggi di dunia.

Alvaro Recoba

Kontrak itu jelas dimaksudkan sebagai simbol kepercayaan Moratti dan berharap bisa memacu Recoba untuk meningkatkan kualitasnya, tetapi lima bulan setelah itu ia malah dilarang tampil selama satu tahun oleh FF Italia karena kedapatan membawa paspor palsu untuk berjalan-jalan.

Setelah mengajukan banding, larangan itu berkurang empat bulan dan ia kembali beraksi di bulan Desember. Di sisa musim itu Recoba menorehkan enam gol dalam 18 penampilan saat Nerazzurri finis di peringkat ketiga.

Recoba sepertinya baru benar-benar menikmati kariernya di Inter pada musim 2002/03, trisulanya bersama Hernan Crespo dan Christian Vieri sukses mengantarkan Nerazzurri ke semi-final Liga Champions.

Di akhir kariernya bersama Inter, karier Recoba tersendat karena cedera di seluruh tubuh (lutut, pergelangan kaki, bahu), dan hanya menyumbang delapan gol dalam 18 penampilan.

Pada 2007, ia akhirnya dipinjamkan ke Torino, tapi ia tetap gagal menemukan kembali permainan terbaiknya setelah pulih dari cedera.

Dia kemudian diboyong oleh klub Yunani Panionios, tapi lagi-lagi cedera membuat semua upayanya hancur. Dia hanya bertahan satu setengah musim saja di Yunani sebelum memutuskan pulang ke negaranya.

Recoba bermain untuk Danubio dan selanjutnya pindah ke Nacional, di mana ia sempat memenangkan Liga Uruguay sebelum akhirnya gantung sepatu pada 2015.

Meski gelar Recoba di Eropa tidak sementereng penyerang Amerika Latin lainnya, namanya tetap akan dikenang karena gol-golnya yang luar biasa.

Iklan