Cristiano Doni AtalantaGoal

Cristiano Doni, 'MaraDoni' Atalanta Yang Ternodai Skandal Judi Calcioscommesse

Nama Cristiano Doni mungkin terdengar asing bagi penggemar sepakbola generasi sekarang, namun tidak bagi mereka yang khususnya mengikuti sepakbola Italia pada era 1990-an.

Itu tercermin pada musim panas 2014, ketika sekelompok bocah mengikuti kamp pelatihan sepakbola di desa kecil Orio al Serio, yang terletak kira-kira empat kilometer dari Bergamo.

Salah satu instrukturnya adalah Doni. Tak satu pun anak-anak tersebut yang menyadari bahwa mereka tengah menimba ilmu dari salah satu legenda Atalanta.

Artikel dilanjutkan di bawah ini

Memang, reputasinya tak sementereng para pesepakbola top Italia. Belum lagi namanya tercoreng akibat skandal Calcioscommesse. Meski begitu, ia tetaplah pemain dengan warisan yang hebat.

Jejak karier Doni hingga jadi legenda Atalanta

Cristiano Doni lahir di Roma pada 1 April 1973. Karier sepakbolanya dimulai secar profesional di Modena pada 1991. Selama tujuh tahun pertama kariernya, Doni pindah ke berbagai klub mulai dari Rimini, Pistoiese, Bologna hingga Brescia, sebelum pada 1998 ia bergabung dengan klub yang membesarkan namanya, Atalanta.

Selama 11 tahun di Bergamo yang terbagi dalam dua periode, Doni mencetak lebih dari 100 gol dan mencatatkan namanya sebagai topskor sepanjang masa klub.

Doni juga mengklaim rekor sebagai penggawa Orobici yang paling banyak membela tim nasional Italia. Total tujuh caps ia bukukan, menjadi bagian dari skuad yang tampil di Piala Dunia 2002 di Jepang dan Korea Selatan.

Cristiano Doni AtalantaGetty Images

Doni sempat meninggalkan Atalanta pada 2003 dan pindah ke Sampdoria serta kemudian Mallorca di Spanyol. Pada 2006, ia pulang ke Bergamo dan kabarnya menerima pemotongan gaji agar bisa kembali ke klub di mana ia diidolakan.

Segalanya berjalan baik-baik saja, sampai akhirnya nama pemain yang berjuluk 'MaraDoni' karena gaya permainannya yang penuh teknik dan visi seperti legenda Argentina, Diego Maradona, tercoreng akibat skandal pengaturan skor dan judi Calcioscommesse.

Ditangkap karena skandal Calcioscommesse

Pada Juni 2011, Doni ditangkap bersama dengan 16 pria lainnya sehubungan dengan skandal pengaturan dan judi yang menggemparkan publik Italia.

Skandal itu memengaruhi beberapa pertandingan di divisi bawah dan dikenal sebagai 'Last Bet' atau Calcioscommesse. Berdasarkan investigasi, terungkap ada jaringan besar pengaturan pertandingan dan judi yang terkoneksi ke organisasi kriminal yang berpusat di Singapura.

Saat Polisi datang untuk menangkap Doni di rumahnya, ia diduga mencoba melarikan diri melalui garasi setelah membukakan pintu kepada petugas.

Doni kemudian berhasil ditangkap dan menghabiskan lima hari di sel isolasi sebelum dibebaskan untuk berbicara dengan pengacaranya. Sesudah itu, ia diinterogasi oleh jaksa yang menyelidiki seluruh skandal.

Cristiano Doni AtalantaGetty

Awalnya Doni melakukan bantahan atas tuduhan keterlibatannya. Namun, pada Desember 2011, La Gazzetta dello Sport melaporkan bahwa Doni telah mengakui bahwa terlibat dalam pengaturan skor di Serie B.

"Hal yang paling sulit adalah menjelaskan kepada putri saya apa yang terjadi," kata Doni waktu itu.

"Beberapa hasil [pertandingan] diatur. Saya siap menjelaskan. Tujuh hari sebelum Atalanta versus Piacenza, saya diberitahu bahwa kami akan menang melawan Ascoli berkat pengaturan skor. Namun, di lapangan saya menyadari yang lain bermain sungguh-sungguh."

"Saya diberitahu hal yang sama tentang Piacenza, tetapi kali ini saat bermain saya melihat pengaturan skor itu nyata. Penjaga gawang Piacenza, Mario Cassano, memberi tahu saya di mana harus melepaskan tendangan penalti."

Selain berurusan dengan hukum, Doni juga harus menghadapi sanksi larangan beraktivitas di dunia sepakbola selama tiga setengah tahun yang secar efektif mengakhiri kariernya di lapangan hijau pada usia 38 tahun.

Iklan