Edouard Mendy N'Golo Kante Chelsea Premier League 2021-22 GFXGetty/GOAL

‘Seperti Mimpi!’ - Cerita Pertemuan Pertama Mendy Dengan Sesama Bintang Chelsea Kante Di Divisi Tiga Prancis

Duo Chelsea, N'Golo Kante dan Edouard Mendy, telah diakui secara universal sebagai salah dua pemain terbaik di dunia.

Tapi, mereka tidak terlalu dikenal ketika AS Cherbourg dan US Boulogne bersua di depan 880 suporter di stadion Maurice-Postaaire pada 8 Januari 2013.

Artikel dilanjutkan di bawah ini

Memang, kedua pemain memulai pertandingan Divisi Tiga Liga Prancis tersebut dari bangku cadangan, dan hanya Kante yang diturunkan beberapa menit di babak kedua.

"Itu adalah pertandingan di hari kerja dan saya memintanya bermain lebih bermain menyerang. Saya menurunkan dia untuk membuatnya merasa terlibat,” ucap bos Boulogne kala itu, Georges Tournay, kepada GOAL.

"Saya ingin dia melepaskan umpan terakhir dan mencetak beberapa gol.”

"Kami bermain dalam formasi 4-4-2 dan N'Golo sempat berada dalam dua situasi di 15 menit akhir laga di mana dia bisa saja mencetak gol sundulan.”

“Jelas, dia terkejut mengetahui dirinya berada di posisi seperti itu, karena idealnya dia bermain jauh lebih dalam,” tambahnya.

Setelah lama menangani Lens, di mana ia melatih Raphael Varane, Geoffrey Kondogbia, dan Serge Aurier, Tournay tiba di Boulogne-sur-Mer pada awal musim 2012/13.

Klub yang mengalami krisis finanasial tersebut baru saja terdegradasi ke Divisi Tiga [Nasional], setelah nyaris tidak lolos dari administrasi.

N'Golo Kante Chelsea Premier League 2021-22 GFXGetty/GOAL

Terlepas dari masalah keuangan yang melanda, yang mengakibatkan kepergian sejumlah pemain penting, mereka mengapungkan target ambisius untuk segera kembali ke Ligue 2.

"Saya diberitahu bahwa tidak ada pemain tertentu yang menonjol," ujar Tournay.

"Kami memiliki N'Golo dengan kontrak amatir yang bernilai sangat kecil.”

"Bruno Dupuis [direktur olahraga] yang membawanya ke klub, bersama Jean-Pierre Perrinelle [Presiden Suresnes & mantan pelari Olimpiade].”

"Selama dua pertandingan persahabatan pertama, dia tidak terlihat menonjol. Tapi, dalam pertandingan persahabatan ketiga, melawan tim Divisi Satu Belgia, saya melihat seorang anak laki-laki yang sangat nyaman baik dalam menekan dan dalam permainan pendek,” imbuhnya.

Kante dengan cepat menjadi starter reguler.

“Tidak hanya sebagai pelari cepat, dia juga memiliki stamina yang hebat: dua kualitas atletik tertinggi. Secara teknis, dia bagus dalam semua aspek operan pendek karena dia sangat dinamis."

Kante sangat rendah hati, hampir tidak pernah melakukan kesalahan. Memang, Tournay-lah yang mengambil inisiatif untuk mengamankan kontrak Kante seiring bakat sang pemain yang makin terlihat.

"Dia tidak pernah mengedepankan dirinya, tidak pernah meminta apapun. Kami tidak tahu suaranya!,” tutur sang pelatih.

"Satu hari, dia datang menemui saya di kantor dan saya bilang kepadanya: 'Saya tahu kondisi kontrak Anda saat ini, kami akan membahasnya dengan presiden’.”

"Tapi dia sama sekali tidak meminta apa-apa, meskipun dia hanya menerima uang yang sedikit,” tambahnya.

Kante tidak hanya malu dalam hal pembicaraan kontrak. Ia juga dikenal sebagai sosok pendiam di antara rekan setimnya.

"Untuk pergi ke kamp latihan, karena dia tidak mengemudi, dia selalu berdiri di kaki lereng panjang yang mengarah ke tempat latihan dengan harapan para pemain akan melihat dan menjemputnya," kata gelandang Mohamed Chemlal kepada GOAL.

"Dia bahkan mulai naik skuter. Dia tidak meminta siapapun datang ke rumahnya untuk menjemputnya ke tempat latihan. Setelah itu, bahkan dia tidak meminta siapapun untuk mengantarnya pulang,” imbuhnya.

Kante, seperti yang masih dia lakukan sampai hari ini, lebih suka “berbicara” di lapangan.

Kala Boulogne melawan Cherbourg dalam pertempuran menghindari degradasi pada akhir musim 2012/13, Mendy masih duduk di bangku cadangan, tapi Kante tampil sejak menit pertama dan mencetak gol kedua dalam kemenangan dua gol tanpa balas untuk sang tuan rumah.

"Saya berperan sebagai gelandang No.10 hari itu dan N'Golo berada di belakang saya," ujar Chemlal.

"Dia memenangkan setiap bola dan mengisi permainan dengan sangat simpel,” tambahnya.

Cherbourg dipastikan terdegradasi, tapi itu nyatanya jadi sinyal positif bagi Mendy. Ia mendapatkan menit bermain sejak awal dalam tiga laga terakhir musim itu, meski nasib timnya yang sudah diketahui.

Mendy tampil sangat bagus melawan Vannes dan Metz, yang baru saja mendapatkan promosi, dengan performa yang menghasilkan kemenangan berturut-turut.

Salah satu pelatih kiper Metz mengatakan kepada bos Cherbourg saat itu Jean-Marie Huriez: "Kiper Anda adalah sebuah fenomena!"

Huriez sudah tahu bahwa dia memiliki penghenti tembakan yang bagus di tangannya.

"Pada awalnya, dia masih harus meningkatkan kelincahan gerak kakinya," kata Huriez kepada satu dekade .

"Tapi, di udara dan penempatan posisi, dia sangat efektif.”

"Di ruang ganti, dia tertutup, tapi di lapangan, dia sangat vokal memberikan instruksi kepada pemain bertahan dan gelandang. Dia menjelaskan kepada semua orang bahwa dia tidak ingin gawangnya kebobolan!,” tambahnya.

Namun, pada musim panas tersebut, karier Kante dan Mendy berjalan ke arah yang sangat berbeda.

Setelah dinobatkan sebagai Pemain Terbaik di Divisi Tiga oleh France Football, Kante direkrut Caen, memulai pendakian luar biasa sang pemenang Piala Dunia ke puncak performa, yang berujung gelar Liga Primer Inggris bersama Leicester City dan Chelsea.

Sedangkan Mendy menghadapi frustrasi lebih lanjut. Jarinya patah dalam pertandingan persahabatan jelang musim 2013/14 dan ia dilepas Cherbourg.

Sang kiper kemudian menghabiskan satu tahun tanpa klub dan bahkan mulai mencari pekerjaan di luar sepakbola sebelum bergabung dengan tim B Marseille.

Namun dari sana, Mendy melakukan salah satu perubahan haluan paling luar biasa yang pernah ada dalam sepakbola. Ia pindah ke Reim pada 2016 dan mulai membangun reputasi sebelum muncul sebagai salah satu kiper terbaik di Liga Prancis bareng Rennes.

Kepindahan Mendy ke Chelsea terhitung tidak terduga. Meski begitu, dalam waktu kurang dari setahun, ia telah membantu The Blues juarai Liga Champions dan menginspirasi timnas Senegal untuk meraih kejayaan Piala Afrika.

Aman dikatakan, Kante dan Mendy kini adalah salah dua wajah paling dikenal di dunia sepakbola. Mereka telah menempuh perjalanan panjang sejak pertemuan pertama satu dekade lalu.

“Kami banyak membicarakannya,” ungkap Mendy ketika ditanya tentang pertandingan Cherbourg kontra Boulogne.

"Sejujurnya, ini seperti mimpi untuk menemukan pemain lain yang pernah berada di klub yang sama dari divisi yang sama dengan Anda,” tutur kiper berusia 29 tahun itu.

“Sangat indah untuk bertemu dengannya lagi di sini, dan kini bisa memenangkan trofi bersamanya,” pungkasnya.

Iklan