Tukar JerseyGetty x GOAL

Mengapa Pemain Sepak Bola Saling Tukar Jersey Di Akhir Pertandingan?

Tukar jersey di akhir pertandingan sepakbola merupakan hal yang biasa di era modern seperti sekarang ini. Banyak pemain melakukannya meski tradisi itu sempat terhenti di era pandemi virus corona (Covid-19).

Lionel Messi hingga Cristiano Ronaldo tak jarang meladeni sesi tukar jersey dengan lawan mainnya begitu peluit akhir dibunyikan wasit, bahkan Messi pernah menampilkan koleksinya yang luar biasa di Instagram.

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Leo Messi (@leomessi)

Menariknya, dalam daftar yang ia miliki, bintang internasional Argentina itu justru tidak menyimpan jersey milik Ronaldo. Padahal kedua pemain top ini sudah puluhan kali bertemu di lapangan.

Kini pertanyaannya adalah, mengapa pesepakbola saling tukar jersey satu sama lain dan sejak kapan mereka melakukannya?

Goal coba menjelaskannya di sini!

Awal Mula

Piala Dunia 1954Getty Images

Tradisi tukar jersey ini dimulai pada 1931 silam, ketika Prancis mengalahkan Inggris untuk pertama kalinya. Penggawa Prancis sangat gembira sehingga bertanya kepada para pemain Inggris apakah mereka dapat memiliki jersey tersebut sebagai kenang-kenangan. Dan pihak Inggris menyanggupi.

Sementara menurut National Soccer Hall of Fame di Oneonta, New York, para pemain resmi bertukar jersey sejak Piala Dunia 1954 di Swiss. Tidak ada yang yakin apa yang memicu kejadian itu, tetapi tak bisa disangkal bahwa itu telah berkembang menjadi salah satu kebiasaan -- pemain rugby juga bertukar jersey, tetapi tidak sesering di sepakbola.

Pada Piala Dunia 1966, Inggris mengalahkan Argentina lewat skor tipis 1-0 di perempat-final, tetapi permainan lawannya itu diklaim sangat kejam sehingga, ketika manajer Inggris Alf Ramsey mengetahui pemainnya bertukar jersey dengan Argentina, yang waktu itu ia sebut ‘binatang’, ia lantas marah dan menariknya.

Bentuk Penghormatan & Jadi Koleksi Pribadi

Bertukar jersey juga bisa menjadi tanda hormat atau kekaguman pada pemain lawan. Jika seorang pemain bermain fantastis di sebuah pertandingan, Anda bisa meminta jerseynya demi dijadikan kenang-kenangan soal pertarungan hebat yang baru saja dijalani.

Selain itu, jika Anda melawan pesepakbola terkenal, itu dapat dikumpulkan, dijual atau simpan sebagai koleksi pribadi. Ini adalah budaya yang sekarang sudah umum, dan hal-hal kecil ini membuat sepakbola menjadi lebih indah dan bermakna.

Wayne Rooney Tukar JerseyGetty Images

Adapun bagi pemain berlabel bintang seperti Messi, ia mengaku tidak pernah meminta tukar jersey dengan lawan main kecuali satu nama yang sangat ia hormati.

“Saya tidak meminta jersey, saya biasanya menukarnya, tetapi saya pernah meminta [Zinedine] Zidane sekali,” katanya kepada TyC Sports.

"Jika ada orang Argentina, saya menukarnya dengan dia, tetapi, kecuali seseorang bertanya kepada saya, saya tidak akan meminta kepada siapa pun."

Tradisi Sempat Berubah Akibat Covid

Sejak Covid-19 menjadi pandemi global di awal tahun 2020, UEFA selaku induk Sepakbola Eropa melarang praktik tukar jersey tersebut. UEFA waktu itu menyarankan untuk tidak melakukannya sebagai bagian dari upaya mereka mencegah penyebaran virus corona.

Seperti diketahui, sepakbola sempat terhenti selama beberapa bulan di awal pandemi. Dan untuk menggulirkannya kembali, UEFA memperkenalkan protokol ketat bertajuk 'return to play’ untuk kompetisi besar semacam Liga Champions dan Liga Europa guna memastikan kedua turnamen dapat dituntaskan dengan aman.

Serie A, Coronavirus, Covid-19Getty

Ada pula dokumen setebal 31 halaman untuk menguraikan langkah-langkah kesehatan dan keselamatan yang ekstensif termasuk tes medis rutin, zona khusus untuk pemain, staf, dan media di dalam stadion dan pemakaian masker.

Juga termasuk dalam protokol adalah anjuran tentang pertukaran jersey, yang menyatakan bahwa "pemain disarankan untuk tidak menukar baju mereka".

Dokumen tersebut tidak secara eksplisit menyatakan hukuman apa yang akan dikenakan untuk bertukar kostum, meski pun dikatakan bahwa "ketidakpatuhan terhadap kewajiban yang ditetapkan dalam Protokol UEFA dapat membuakan sanksi disipliner sesuai dengan Peraturan Disiplin UEFA."

Kini kekhawatiran akan Covid-19 mulai mereda di Eropa dan para pemain kembali bertukar jersey, bahkan gelaran Euro 2020 bisa dihadiri penonton meski tidak dengan kapasitas penuh.

Iklan