zamorano salas 98Social media

Kisah Duo Zamorano-Salas - Pahlawan Chile Menuju Piala Dunia 1998

Bagi pencinta sepakbola era 90-an, nama Ivan Zamorano dan Marcelo Salas jelas tidak asing. Duo legenda Chile tersebut menjadi idola seketika bermain bersama untuk negara mereka.

Meski keduanya tak mampu mempersembahkan gelar kompetitif untuk Chile, baik Salas atau Zamorano menjadi inspirasi bagi masyarakat di sana -- bahkan menjadi ikon sepakbola Chile.

Pemain-pemain bintang asal Chile seperti Alexis Sanchez hingga Arturo Vidal semuanya mengidolakan mereka karena kegemilangan mereka saat bermain bersama.

Artikel dilanjutkan di bawah ini

Jika balik ke masa lalu, Chile sempat mengalami dekade yang melelahkan setelah kediktatoran pemerintahan Augusto Pinochet di era 80-an. Perkembangan sepakbola di sana mengalami hambatan besar.

Akibatnya, Chile yang saat itu diperkuat pemain-pemain jempolan seperti Carlos Reinoso hingga Jorge Aravena tidak bisa tampil di Piala Dunia 1986 di Meksiko dan di Italia empat tahun kemudian.

Harapan mereka kembali terbuka di Piala Dunia 1994 di Amerika Serikat. Tapi, mimpi tersebut kembali kandas setelah kiper Chile Roberto Rojas berpura-pura cedera saat menghadapi Brasil -- dan itu membuat Chile didiskualifikasi.

Selepas masa-masa kelam, Chile memulai era baru usai pemerintahan Augusto Pinochet runtuh dan Rojas dicoret dari timnas Chile. Di sepakbola, hadiah itu disempurnakan oleh matangnya Zamorano dan munculnya bintang baru dalam diri Salas.

Zamorano memang sudah dikenal di Chile dan menjadi pemain andalan mereka, sedangkan Salas baru debut pada 1994 dan langsung menjadi idola.

Iván Zamorano Chile 2002Internet

Pada pertandingan persahabatan melawan Argentina pada 18 Mei 1994, Salas melakoni debutnya dari bangku cadangan dan mencetak gol dalam laga alot yang berakhir dengan skor 3-3. Zamorano memang tidak tampil di pertandingan itu, tapi masyarakat Chile yakin keduanya akan menjadi tulang punggung timnas di masa depan.

Di tahun berikutnya, kombinasi Za-Sa menunjukkan potensinya saat meraih kemenangan 2-1 atas Meksiko di sebuah laga persahabatan. Rencana untuk menyatukan keduanya jelas tak lepas dari ide cemerlang pelatih Chile kala itu, Xabier Azkargorta -- yang hanya melatih Chile dari 1995-1996.

Namun, berkat keputusan Azkargorta yang memainkan Za-Sa, pelatih Chile berikutnya Nelson Acosta pun tidak menyia-nyiakan kombinasi Zamorano dan Salas -- dengan ia terus mengandalkan duo tersebut sejak kualifikasi hingga putaran final Piala Dunia 1998.

Setelah menyelesaikan 16 pertandingan di kualifikasi, Chile memastikan langkah mereka setelah finis di tempat terakhir yang lolos, meraih tujuh kemenangan dari 16 pertandingan (empat seri dan lima kalah) -- dan Zamorano serta Salas menjadi pencetak gol terbanyak: Zamorano 12 gol, Salas 11 gol.

Di putaran final Piala Dunia 1998, Chile tergabung di B bersama Italia, Austria dan Kamerun. Dan secara mengejutkan mereka berhasil lolos ke babak 16 besar menemani Gli Azzurri usai finis sebagai runner-up.

Marcelo Salas ChileGetty Images

Hal itu jelas mengejutkan bagi para penggemar, pasalnya mereka tak pernah menang di tiga pertandingan, mengakhiri semuanya dengan hasil imbang: 2-2 lawan Italia, 1-1 vs Austria dan 1-1 dengan Kamerun.

Sepanjang babak grup, Salas mencatatkan empat gol, sementara Zamorano menorehkan satu assist.

Lanjut ke babak 16 besar, Chile harus menghadapi tim bertabur bintang, Brasil. Salas sempat memperkecil kedudukan menjadi 3-1 lewat golnya di awal babak kedua, namun mereka tak mampu berbuat banyak dan harus kalah telak dengan skor akhir 4-1.

Kebersamaan dua legenda tersebut akhirnya berakhir pada 2002, setelah kegagalan Chile lolos ke Piala Dunia di Korea Selatan dan Jepang -- membuat Zamorano memutuskan untuk pensiun timnas.

Meski pun akhir karier mereka yang tidak begitu cemerlang, era Zamorano dan Salas telah membuat para pemain Chile di periode berikutnya untuk bisa bermimpi besar.

Sayangnya, hingga keduanya memutuskan untuk pensiun Za-Sa tidak pernah bermain bersama di level klub, dengan Zamorano gantung sepatu pada 2003 dan Salas pada 2009.

Iklan