Javier Saviola Juventus Barcelona Champions League 200203Getty Images

Javier Saviola - 'Diego Maradona' Baru Yang Meredup Sebelum Bersinar Di Barcelona

Javier Saviola adalah pemain asal Argentina yang dianggap sebagai titisan Diego Maradona, tapi dirinya tidak pernah memiliki DNA yang membuatnya terlahir sebagai seorang legenda.

Sekilas, kualitas dan kemampuannya memang tak kalah mengagumkan dari Maradona. Dengan tubuh mungil, kecepatan dan kelincahan yang dia miliki, Saviola mampu menjadi bintang di negara asalnya.

Selain itu, Saviola juga masuk ke dalam daftar 100 pesepakbola terbaik FIFA, yang dipilih oleh legenda Brasil Pele pada tahun 2004.

Artikel dilanjutkan di bawah ini

Julukan 'Si Kelinci Kecil' pun melekat pada dirinya, setelah bakatnya terlihat sangat menonjol semenjak di usia belia, dengan dia mengasah kemampuannya bersama River Plate.

Debut pada usia 16 tahun di tim senior River Plate, Saviola langsung mencetak gol pertamanya di pertandingan tersebut, saat timnya berhadapan dengan Gimnasia.

Tak butuh waktu lama bagi 'Kelinci Kecil' memantapkan namanya sebagai seorang striker mematikan, dengan dia sukses menyabet gelar top skor Liga Apertura dan menjadi pemain terbaik Argentina pada tahun 1999.

Bakat cemerlangnya juga membantu Albiceleste menjuarai Piala Dunia U-20 pada tahun 2001, di mana dia juga dinobatkan sebagai pemain terbaik serta meraih gelar top skor lewat 11 gol yang dia kemas.

Potensi dan bakatnya pun dilirik oleh tim-tim besar Eropa, dan Barcelona pun jadi klub yang mampu mendapatkan tanda tangannya pada tahun 2001 dengan biaya sebesar €35 juta.

GERMANY ONLY Javier Saviola Sepp Blatter U20-WC 2001 Golden Bootimago images

Blaugrana yang saat itu kehilangan Luis Figo - yang pindah ke rival klasik Real Madrid - satu tahun sebelumnya, jelas berharap besar pada sosok Saviola.

Mantra awalnya di Camp Nou sebenarnya tidak buruk-buruk amat, bahkan bisa dibilang memuaskan. Dia sukses mencetak 21 gol di musim pertamanya dan menjadi tandem yang klop dengan Pattrick Kluivert.

Di dua musim berikutnya, penampilan Saviola juga mengesankan, di mana dia mengemas 19 dan 20 gol. Namun itu semua ternyata tak bisa membawa Barca meraih gelar apa pun.

Mimpi buruknya pun akhirnya tiba pada awal musim 2003/04. Barca menunjuk Frank Rijaard untuk menjadi bos di Camp Nou.

Penampilannya merosot pada waktu itu, meski tampil sebanyak 33 laga di LaLiga, dia hanya mampu mengemas 14 gol, yang membuatnya dipinjamkan ke AS Monaco di musim berikutnya. Dan apesnya bagi Saviola. Saat dia dipinjamkan ke Monaco, Blaugrana mampu meraih titel LaLiga pertama mereka dalam enam tahun.

Dia akhirnya pulang ke Catalan, namun lagi-lagi disingkirkan, dengan dia dilepas sebagai pemain pinjaman ke Sevilla untuk paruh kedua musim 2005/06.

Meski menjuarai Liga Europa bersama Sevilla, di akhirnya benar-benar dibuang oleh Barca, dengan Real Madrid bersedia untuk menampung mantan wonderkid tersebut.

Javier Saviola Real MadridGetty Images

Tetapi, tidak seperti Figo, yang mendapatkan banyak kecaman-kecaman saat membelot dari Barca ke Madrid, keputusan Saviola untuk menerima pinangan Los Blancos tidak digubris oleh para Cules, menandakan bahwa kariernya di Camp Nou tidak berkesan bagi mereka.

Niat untuk memperbaiki karier di ibukota, Santiago Bernabeu justru semakin mengubur mimpi Saviola untuk menjadi bintang Eropa. Dia datang di saat presiden klub Florentino Perez membangun kerajaan Los Galacticos.

Nama-nama besar seperti Raul Gonzalez, Robinho, Arjen Robben, Ruud van Nistelrooy hingga Gonzalo Higuain sangat menutupi keberadaannya.

Keberadaan pemain bintang di lini serang Madrid membuatnya terpaksa pergi dari Santiago Bernabeu pada tahun 2009, di mana dia sepakat untuk bergabung dengan Benfica.

Meski bisa kembali menemukan permainan terbaiknya di Portugal, keputusannya untuk pergi dari sana tampaknya tidak terlalu baik, dia hanya bermain selama satu musim di masing-masing klub seperti Malaga, Olympiakos, Hellas Verona dan River Plate hingga dia gantung sepatu pada 2016 di usia 34 tahun.

Kariernya bersama Argentina juga tak terlalu mencolok. Dia memang sukses menjuarai Piala Dunia U-20 dan meraih Medali Emas di Olimpiade 2003/04, tapi dia memutuskan pensiun dari timnas di usia yang cukup muda, yakni 28 tahun setelah hanya mampu membawa Albiceleste melaju hingga perempat-final Piala Dunia 2006, itu pun Saviola tidak tampil saat kalah dari Jerman dalam drama adu penalti.

'Kelinci Kecil' tampaknya memang menjadi julukan yang sangat melekat, dengan kariernya yang tak pernah membesar di Eropa.

Iklan