Marcos Senesi Lionel Scaloni Roberto Mancini GFXGetty/GOAL

Marcos Senesi: Bek Feyenoord Yang Bikin Argentina & Italia Gontok-Gontokkan

Marcos Senesi berada dalam posisi yang sangat unik menjelang Finalissima Kamis (2/6) dini hari WIB tadi yang mempertemukan Argentina dan Italia: kedua tim sama-sama ingin dia bermain untuk mereka di Wembley.

Bek sentral Feyenoord yang belum pernah bermain di tim nasional itu tidak hanya termasuk di skuad Lionel Scaloni untuk pertandingan antara kampiun Amerika Selatan dan Eropa tersebut.

Dia juga didekati oleh bos Italia, Roberto Mancini, untuk menjadi Oriundi -- orang keturunan Italia yang lahir atau besar di luar negeri -- terkini yang membela Gli Azzurri, mengikuti jejak Omar Sivori, Humberto Maschio, dan, yang lebih mutakhir, pemenang Piala Dunia 2006 Mauro Camoranesi.

Artikel dilanjutkan di bawah ini

Namun, untung buat Argentina, Senesi memilih Albiceleste.

Pilihan tersebut bisa jadi dipermudah oleh fakta bahwa Argentina masih dimabuk juara Copa America tahun lalu dan lolos ke Qatar 2022 dengan mudah dan mencatatkan rekor baru untuk jumlah laga tak terkalahkan, sementara luka Italia masih belum kering usai gagal berangkat ke Piala Dunia dua kali berturut-turut.

Tapi, Senesi menegaskan bahwa loyalitasnya buat tanah air tak pernah tergoyahkan.

"Senang kalau dua tim nasional menginginkan Anda, saya senang karena itu artinya saya tampil bagus," ucap pemain 25 tahun itu, yang memegang paspor Italia karena hubungan keluarganya dengan negara tersebut, kepada Ole.

"Kabar tentang Italia itu benar. Saya menjalin kontak dengan Mancini, yang memberi tahu saya soal proyeknya."

"Tetapi saya juga berbicara dengan tim pelatih Argentina dan, dalam pembicaraan tersebut, saya bilang ke mereka betapa saya mau bermain untuk negara saya. Keputusan ini final."

"Waktu menerima telepon, saya duduk bareng keluarga dan mendengarkan mereka, tetapi realitanya adalah bahwa saya sudah selalu bermimpi bermain untuk Argentina, sejak masih kecil."

"Selama setahun terakhir, saya memikirkan peluang saya [dipanggil timnas] setiap menjelang tidur."

Senesi PS

Tidak sulit mengapa Mancini dan Scaloni sama-sama memburu bek sentral itu.

Sebagai jebolan akademi San Lorenzo, yang dia masuki ketika berusia 12 tahun, sampai berpindah dari kampung halaman di Concordia, Senesi melakoni debut tim utama di 2016 dan langsung menjadi langganan starting XI di klub Buenos Aires tersebut.

Tiga tahun kemudian, Feyenoord merekrutnya dengan biaya €7 juta dan Eredivisie terbukti sangat membantu perkembangan Senesi, seperti yang dibuktikan bek-bek lain macam Nicolas Tagliafico dan Lisandro Martinez, duo Ajax yang juga dipanggil ke timnas Argentina berkat performa mereka di Belanda.

Tuntutan agar Senesi menyusul kompatriotnya di timnas memang sudah ada sejak lama, semenjak dia menjadi pilar pertahanan Feyenoord, tetapi tuntutan tersebut memuncak pada 2021/22 berkat penampilannya yang solid dan konsisten.

Dia cuma melewatkan dua dari 34 laga liga saat Feyenoord mengamankan spot Liga Europa musim depan dengan finis ketiga, dan hanya kebobolan 34 gol, menjadikan pertahanan Feyenoord terbaik kedua di bawah Ajax.

Namun Liga Konferensi UEFA-lah yang menjadi panggung kebintangan Senesi, di mana Feyenoord berjuang sampai final, dan hanya kalah tipis 1-0 di tangan AS Roma.

Pria Argentina itu juga, secara kebetulan, pernah dikaitkan dengan armada Jose Mourinho di musim panas sebelumnya sebagai pengganti potensial Chris Smalling yang cedera, dan menjadi sorotan di Wembley saat timnya mengalahkan Italia 3-0 meski tak bermain, dengan Sevilla, Napoli, dan sang juara baru Serie A, AC Milan, sudah disebut-sebut mengantre mendapatkan tanda tangannya.

Marcos Senese Feyenoord 2021-22 GFXGetty/GOAL

Senesi memasuki skuad Argentina yang sudah mapan, dengan semangat membara, dan dipimpin Lionel Messi, yang menapaki langkah pertama dalam perjalanan enam bulan menuju (mungkin) Piala Dunia terakhirnya dengan kemenangan.

Kalau ada satu hal yang perlu dicemaskan Albiceleste, seperti yang secara sembrono disampaikan Kylian Mbappe belum lama ini, yakni bahwa mereka jarang diuji melawan oposisi Eropa jempolan, gara-gara pandemi dan perubahan kalender UEFA praktis mengeliminasi laga persahabatan antara dua benua selama dua tahun terakhir.

Bentrok kontra Jerman 2019 lalu adalah kali terakhir Argentina menghadapi rival mereka yang berasal dari seberang Samudra Atlantik.

Kendati Italia gagal ke Piala Dunia usai secara mengejutkan dikalahkan Makedonia Utara, mereka masih berstatus kampiun Eropa dan kemenangan 3-0 atas Gli Azzurri menjadi standar uji yang bernilai untuk mengukur seberapa jauh progres Albiceleste semenjak Piala Dunia 2018 yang memalukan di Rusia di bawah arahan pendahulu Scaloni, Jorge Sampaoli.

Sementara itu buat pemain seperti Senesi, laga ini menjadi kesempatan emas untuk unjuk kebolehan di depan masyarakat Argentina.

Sayangnya Cristian Romero dan Nicolas Otamendi masih menjadi duet pertahanan utama Argentina, disusul oleh nama-nama seperti German Pezzella, Lisandro Martinez, dan Lucas Martinez Quarta. Senesi bahkan tidak masuk ke bangku cadangan!

Tapi masih ada banyak waktu bagi si wajah baru untuk memaksakan dirinya menjadi pilihan. Dan kalau pentolan Feyenoord ini bisa mereplikasi performanya di klub ke tim nasional, dia bisa membikin Scaloni pusing keliling soal siapa yang diajak terbang ke Qatar November nanti.

Iklan