Lisandro Martinez Man Utd 2022-23Getty

Dari Newell's Old Boys Hingga Manchester United: Lisandro 'Tukang Jagal' Martinez Ikuti Jejak Gabriel Heinze

Lisandro Martinez adalah salah satu pertaruhan paling aman bagi Erik ten Hag karena dia sudah paham betul bagaimana kualitas dan permainan sang bek selama waktunya di Ajax.

Seorang bek ulung, pemain internasional Argentina itu juga merupakan pemain yang sangat berbakat dan bisa menjadi kunci ketika menguasai bola dan membangun serangan dari belakang.

Di usianya yang ke-24, dia berpotensi menjadi andalan di lini belakang tim selama satu dekade ke depan. Mungkin kejutan terbesar tentang Martinez adalah butuh waktu lama bagi pecinta sepakbola untuk memperhatikan kemampuannya, tapi sekali lagi, dia tidak begitu saja langsung menjadi bintang.

Artikel dilanjutkan di bawah ini

Martinez adalah contoh cemerlang dari sistem perkembangan pemain di Ajax yang luar biasa, baik dengan bintang muda yang berasal dari akademi mereka sendiri, dan mereka yang dipetik dari seluruh dunia dan dengan sabar bekerja untuk mencapai potensi penuh mereka.

Dia harus tumbuh dengan cepat sejak awal. Pada usia 14 tahun, ia meninggalkan rumah dan keluarganya di kota wisata tepi sungai Gualeguay, Entre Rios untuk pindah ke Rosario dan menimba ilmu di Newell's Old Boys -- akademi yang sama yang menampung Lionel Messi dulu.

Keluarga Martinez jauh dari kata bergelimang harta, seperti halnya bagi keluarga lainnya di Argentina pada tahun-tahun setelah krisis ekonomi 2001 yang membuat jutaan orang berada di bawah garis kemiskinan.

"Orang tua saya bekerja sebagai tukang bersih-bersih di sekolah," kenangnya kepada La Nacion. "Kami adalah keluarga besar dan kami semua tinggal di rumah nenek saya."

"Itu normal bagi saya saat itu untuk makan hanya di tengah hari dan kemudian di malam hari minum secangkir teh dengan roti atau biskuit. Tapi saya senang."

Heinze PS

Awal mula anak muda itu dengan Newell bertepatan dengan tahun-tahun terakhir Gabriel Heinze di klub Rosario, setelah membintangi tim-tim seperti United, PSG, Real Madrid dan bersama timnas Argentina.

"Heinze adalah idola saya," kata Martinez kepada wartawan pada presentasinya bersama Setan Merah.

"Berhasil di sini sangat penting bagi saya, karena dia juga berada di klub ini. Nah, itu juga salah satu tantangan saya."

"Luar biasa bagi saya untuk mengibarkan bendera Argentina di sini, di Manchester juga, saya sangat bangga akan hal itu."

Namun, sebagai seorang remaja, ia sulit menembus tim utama, dan beberapa penggemar Newell menaruh banyak perhatian kepadanya ketika pada tahun 2017 Martinez dipinjamkan ke Defensa y Justicia setelah hanya mencatatkan satu penampilan di tim utama.

Dia hanya tampil sekali di tim senior Newell's pada tahun 2014 dan Defensa akhirnya mempermanenkan sang bek pada 2018.

Namun, langkah tersebut terbukti menjadi tepat buat Defensa, karena rekrutan baru mereka segera mengamankan posisi utama di tim muda yang dinamis yang segera menantang untuk mendapatkan gelar, menyegel posisi kedua yang bersejarah dalam musim Superliga 2018/19.

"Ketika Anda berbicara tentang klub yang seperti keluarga, Defensa adalah contoh terbaiknya," kata Martinez kepada La Nacion. "Mereka memperlakukanmu seperti anak laki-laki. Anda pasti senang."

"Mereka memberi Anda segalanya, mereka memiliki tempat latihan yang luar biasa. Mereka melakukan segalanya untuk membuat pemain hanya berpikir tentang bagaimana menikmati olahraga."

Sementara itu, Ajax telah mengamatinya sejak awal.

Pada hari Rabu, raksasa Belanda merilis kumpulan laporan pencarian bakat yang dikompilasi tentang bek muda tersebut, dimulai dengan pertandingan Argentina U-20 melawan Peru pada Januari 2017 bahkan sebelum ia melakoni debut profesionalnya.

"Dia bermain sebagai bek tengah kiri dan memiliki teknik yang bagus dengan umpan pendek dan panjang yang akurat," adalah kesimpulan pencari bakat Ajax dari penampilannya itu, dan pujian terus tumbuh sejak saat itu.

Pada tahun 2018, setelah bentrokan antara Defensa dan Boca Juniors, laporan tersebut berbunyi: "Teknik tendangan yang hebat dan sangat fleksibel. Dia memimpin lapangan, tangguh seperti paku dan bermain dengan grit."

"Terus ikuti dengan tegas dan tinjau lagi sesegera mungkin. Ini mungkin Nico Tagliafico kedua; seorang bek sejati yang tahu apa itu sepakbola."

Pengamatan yang cermat terhadap sang bek selama dua tahun itu terbayar dengan baik, setelah periode yang agak bergejolak karena adaptasi dengan pelatihan intens di klub.

"Saya menangis, saya bertanya kepada diri saya sendiri...ada apa denganku, kenapa aku tidak bisa menyentuh bola sialan itu?!" akunya pada Clarin.

Tapi, dia segera menemukan sentuhannya, mengisi baik di tengah dan kiri pertahanan serta menjadi jangkar di lini tengah dan memenangkan Penghargaan Rinus Michels yang bergengsi sebagai pemain terbaik klub selama musim 2021/22.

Namun, dia mengaku bingung dengan julukan aneh yang diberikan kepadanya oleh rekan satu timnya: 'Tukang Jagal'.

"Pasti karena saya agresif saat bermain," dia tertawa. "Tapi saya bukan orang yang suka melakukan tekel buruk, tapi saya mengejar setiap bola seolah-olah itu yang terakhir."

"Beberapa waktu lalu saya memasak sepotong steak sayap di rumah dan mereka bercanda bahwa julukan itu sangat cocok!"

Ajax kini telah untung besar, dari yang awalnya hanya mengeluarkan biaya £5,8 juta ($7 juta) untuk memboyongnya dari Defensa pada tahun 2019, kini mereka mengantongi lebih dari £50 juta ($61 juta) setelah menjualnya ke Man United.

Tentu saja, itu juga karena perjuangan Martinez sendiri.

Dalam waktu hampir lima tahun, Martinez telah mengubah dirinya dari hanya sekadar harapan di pinggiran Divisi Primera Argentina menjadi salah satu pemain bertahan yang paling mahir di sepakbola.

Dan dengan Ten Hag akan memimpinnya sekali lagi, dan kali ini di United, anak yang pernah mengagumi Heinze itu memiliki setiap kesempatan untuk melampaui prestasi idolanya di Old Trafford.

Iklan