Nama Ernando Ari Sutaryadi mulai melambung setelah ikut berhasil membawa tim nasional (timnas) Indonesia U-16 juara Piala AFF U-16 2018. Pada ajang itu, kiper yang akrab disapa Nando tersebut merupakan penjaga gawang utama di skuat asuhan Fakhri Husaini.
Pada partai final melawan Thailand, Nando membuktikan kepiawaiannya dalam menghalau tendangan penalti lawan. Tercatat, dua tendangan penalti pemain Thailand berhasil dia tepis. Kini, dia disebut-sebut sebagai salah satu kiper masa depan Indonesia.
Semua faktor yang membuatnya untuk menjadi kiper terbaik pun seperti sudah dimiliki. Punya postur yang tinggi untuk anak seusianya, hingga teknik dalam menendang jarak jauh, serta refleks maupun pembacaan permainan yang bagus.
Apa yang saat ini diraih oleh kiper kelahiran 27 Februari 2002 itu tentunya melalui sebuah proses yang cukup panjang dan berliku. Dia pun menceritakan awal mula dirinya terjun ke sepakbola.
"Pertama main sepakbola sejak kelas 1 SD (Sekolah Dasar). Waktu itu pun posisinya sebagai striker, dan ketika kelas 3 SD baru pindah ke posisi kiper. Itu karena saat itu di klub (Tugu Muda Semarang), kipernya sedang sakit. Pelatih waktu itu pilih saya karena saya tinggi," ungkap Nando, kepada Goal Indonesia.
"Kemudian saya diikuti untuk masuk ke akademi khusus kiper, sekitar tiga tahun saya berlatih di situ sampai masuk SMP. Hingga akhirnya, saya ikut Piala Menpora yang digelar di Kalimantan Tengah, saya jadi penentu di babak semi-final karena berhasil menggagalkan tiga penalti dan saya mencetak gol saat ikut menendang penalti," tambahnya.

Lebih lanjut, Nando mengungkapkan lantaran prestasinya itu dia sempat masuk dalam skuat tim pelajar nasional yang ketika itu rata-rata pemain kelahiran 2001. Bersama tim tersebut, Nando berhasil meraih peringkat kedua kejuaraan Asia di Malaysia. Seiring waktu berjalan, dia kembali mengikuti seleksi tim pelajar untuk kelahiran 2002, yang sekaligus juga menjadi ajang pemantauan tim nasional (timnas) Indonesia U-16 di bawah Fakhri.
"Tapi waktu itu saya gagal lolos ke timnas U-16. Lalu sebelum berangkat ikut turnamen di Tiongkok, tim pelajar kan uji coba dengan timnas U-16, saat itu kami menang 1-0. Nah waktu itu sempat diberikan pesan oleh coach Gatot (Prasetyo, pelatih kiper timnas U-16) setelah dari Tiongkok mampir ke TC timnas dan dari situ alhamdulillah bisa terpilih," tutur anak pertama dari dua bersaudara itu.
Nando mengakui tak menyangka dirinya bisa sampai berprestasi seperti ini. Apalagi tak ada darah sepakbola dalam keluarganya. Menurutnya, hasil yang diraihnya saat ini tak lepas dari doa orang tuanya, serta kerja kerasnya dan bantuan dari para pelatih yang melatihnya.
Di samping itu, Nando juga membeberkan salah satu caranya untuk meningkatkan kualitas di atas lapangan. Bahkan, dia menyebut belajar teknik menendang tendangan gawang atau tendangan jarak jauh yang baik dari kiper Bhayangkara FC dan timnas Indonesia U-23, Awan Setho Raharjo. Kebetulan, Awan juga merupakan jebolan dari PPLP Jawa Tengah yang merupakan tempat bernaung Nando untuk berlatih saat ini.
"Saya memang ada latihan tambahan seperti sit-up, pull up, bac-kup, serta push-up. Untuk cara tendangan gawang saya pertama lihat Awan Setho, saat dia libur dari timnas ikut latihan lagi di PPLP Jateng. Saya lihat tendangan dia bagus, dan saya ingin seperti itu. Di PPLP juga memang diharuskan bisa seperti itu, saya pun bersyukur saat itu yang terbaik saya dari kiper-kiper yang lain. Akhirnya terus berlatih dan bisa sampai sekarang," ujar siswa SMA 11 Semarang ini.
Di sisi lain, putra dari pasangan Sutarno dan Erna Yuli Lestari ini juga mengungkapkan sisi kehidupannya yang lain. Yaitu ikut membantu usaha orang tuanya yang menjual gas elpiji.
"Saya ikut angkat-angkat elpiji bantu orang tua mengantar untuk gas yang tiga kilo dan lima kilo. Tapi kalau sekarang sudah enggak lagi," ucapnya.
Kini, Nando menatap mimpi lainnya untuk membawa skuat Garuda Asia menembus Piala Dunia. Harapan itu ada, jika timnas U-16 berhasil melaju minimal hingga ke babak semi-final Piala Asia U-16 2018 yang akan digelar di Malaysia, September nanti. Dia pun menegaskan bakal terus berupaya keras guna meningkatkan performanya agar lebih baik lagi.
"Di timnas sekarang kami kiper bertiga selalu saling mendukung dan membantu agar lebih baik lagi. Jadi kami merasa seperti di timnas ini enggak ada persaingan, semua membantu untuk menjadi yang terbaik atau pemain inti," pungkas kiper jebolan klub Tugu Muda Semarang ini.
