Cristiano Ronaldo Fantasy Premier LeagueGetty/Goal composite

Hasil Studi Ungkap Pemain Fantasy Football Cenderung Punya Gangguan Mental

Fantasy football sudah cukup populer. Banyak orang yang menggandrungi game ini. Setiap individu bisa membuat tim virtual mereka sendiri untuk mendapatkan poin dan bersaing dengan pemain-pemain lain. Tapi, ternyata ada dampak negatif yang diakibatkan dari bermain game ini secara berlebihan.

Sebuah studi baru menunjukkan bahwa orang-orang yang menghabiskan sebagian besar waktunya untuk bermain, meneliti, dan memikirkan tim-tim fantasy football mereka justru lebih memiliki kesehatan mental yang lebih buruk daripada para pemain di game-game lain.

Artikel dilanjutkan di bawah ini

Hasil studi juga mengungkapkan bahwa, sebagai akibat dari game ini, para pemain itu memiliki gangguan di kehidupan sehari-hari, seperti di tempat kerja, di relasi keluarga, dan hubungan pribadi mereka.

Studi ini dilakukan oleh para psikolog olahraga di Nottingham Trent University, yang juga melibatkan Newman University, Anglia Ruskin University, dan Derwent Rural Counselling Service, serta dipublikasikan di jurnal Human Behaviour and Emerging Technologies.

Menurut para peneliti ini, pemain-pemain yang terlibat di game ini cenderung memiliki mood yang lebih rendah dan adanya kecemasan ketika bermain atau memikirkannya.

Para peneliti mengumpulkan data dari hampir 2.000 pemain fantasy football, yang bermain di berbagai platform yang berbeda. Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner online.

Para partisipan dalam penelitian ini berasal dari 96 kebangsaan, yang memiliki usia rata-rata 33 tahun dan sebagian besar (96 persen) adalah laki-laki.

Penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas pemain sebenarnya tidak mengalami masalah kesehatan mental terkait fantasy football mereka, namun ada korelasi yang signifikan antara kesehatan mental yang buruk dan tingkat keterlibatan para pemain.

Seperempat partisipan secara keseluruhan melaporkan mood yang rendah ketika bermain, meneliti, atau memikirkan permainan. Mood ini mencakup soal kesedihan, kemarahan, frustrasi, kelelahan, dan harga diri yang rendah.

Mood yang rendah itu rupanya meningkat menjadi 44 persen di antara para pemain dengan keterlibatan tinggi.

Hasil penelitian juga menemukan bahwa kecemasan ringan meningkat dari seperlima partisipan menjadi 34 persen, dan gangguan terhadap kehidupan para pemain meningkat lebih dari dua kali lipat dari 14 persen secara keseluruhan menjadi 37 persen pada pemain-pemain yang menghabiskan sebagian besar waktu bermain game.

Keterlibatan tinggi diklasifikasikan sebagai mereka yang bermain di enam liga atau lebih secara bersamaan, bermain lebih dari 45 menit sehari, meneliti lebih dari satu jam sehari, atau menghabiskan lebih dari dua jam sehari untuk memikirkan fantasy football mereka.

Dr. Luke Wilkins, pakar psikologi olahraga di School of Science and Technology, Nottingham Trent University, mengatakan bahwa tingkat keterlibatan dalam game fantasy football akan meningkatkan masalah kesehatan mental.

"Meski ada positif bahwa hanya sebagian kecil yang melaporkan masalah kesehatan mental terkait dengan fantasy football mereka, mengkhawatirkan bahwa tingkat keterlibatan yang lebih tinggi tampaknya meningkatkan kemungkinan mengalami masalah dengan mood dan kecemasan serta berdampak negatif pada kehidupan para pemain," ujar Dr. Luke dikutip Limerick Leader.

"Fantasy football tidak bisa dikendalikan bagi sebagian besar mereka yang bermain dan ada kemungkinan bahwa semakin banyak orang yang berinvestasi, semakin besar dampak negatifnya ketika mereka kalah."

"Studi kami menyoroti hal-hal positif umum yang bisa dihadirkan game ini, tapi juga memperingatkan potensi negatif, dan memberikan justifikasi untuk ide bahwa lebih banyak yang harus dilakukan untuk memantau jumlah waktu yang dialokasikan untuk bermain fantasy football."

Para peneliti memberikan rekomendasi agar para pengembang game dan para pemain itu sendiri harus berbuat lebih untuk memantau jumlah waktu yang dialokasikan untuk permainan ini.

Iklan