20220122_Takuma Asano_Bochum(C)Getty Images

Takuma Asano: Eden Hazard-nya Arsenal Yang Kini Berangkat Piala Dunia 2022 Bareng Jepang

"Takuma adalah striker muda berbakat dan jelas bahwa dia untuk masa depan," ucap Arsene Wenger 2016 lalu ketika memperkenalkan pembelian terbaru Arsenal.

"Awal kariernya impresif di Jepang dan kami tak sabar melihatnya berkembang dalam beberapa tahun ke depan."

Wenger ternyata salah, tapi benar juga.

Artikel dilanjutkan di bawah ini

Takumo Asano memang mengawali kariernya dengan gemilang di tanah airnya – tapi butuh lebih dari "beberapa tahun" sampai dia benar-benar mekar.

Asano awalnya diprediksi bakal langsung mencicipi sukses ketika bergabung dengan kampiun J-League, Sanfrecce Hiroshima, pada 2013 di usia 18 tahun, tampil di satu laga senior saat mereka mempertahankan gelar juara, sebelum menjadi langganan tim utama.

Pada 2015, ketika Hiroshima mengamankan gelar ketiga dalam empat musim, Asano adalah ujung tombak mereka, dengan sembilan gol dari 34 laga dan meraih penghargaan rookie of the year.

Juga, Asano mulai tenar di level internasional.

Pada 2016, dia mempersembahkan trofi Piala Asia U-23 pertama untuk Jepang dengan dua gol ke gawang Korea Selatan di partai final yang berakhir dengan skor 3-2, sebelum ditunjuk masuk skuad Olimpiade Rio di tahun yang sama, mencetak dua gol meski negaranya tersingkir di fase grup.

Penampilannya menarik minat Wenger, yang sempat melatih Nagoya Grampus Eight di Jepang sebelum menukangi Arsenal, dan Asano hijrah ke London utara pada Juli 2016, di usia 21 tahun, dengan manajer barunya itu meyakinkan dirinya bahwa dia bisa langsung menjadi bintang di keesokan harinya.

Takuma Asano Arsene Wenger Arsenal GFXGetty

Namun, yang Asano langsung temui justru masalah, karena izin kerjanya ditolak.

Saat itu, pemain yang didatangkan dari Uni Eropa harus sudah tampil buat timnas mereka dalam jumlah tertentu atau dibeli lebih dari harga tertentu – Asano ternyata tidak memenuhi keduanya, dan tak boleh bermain di Liga Primer Inggris.

Namun potensi yang ingin diorbitkan Wenger itu sangat kentara. Penggiring bola yang cepat dan skillful, gayanya yang begitu direct membuat Arsenal kepincut, dengan dia bergabung di bursa yang sama di mana The Gunners ditolak Jamie Vardy.

Kompatriot Asano pun tak ragu bahwa dia bisa mencapai hal-hal besar.

"Dia adalah seorang pemain antara Eden Hazard dan Theo Walcott," kata jurnalis Jepang, Koki Harada, pada 2016, dikutip Bleacher Report.

"Sangat cepat dan mampu menemukan ruang di belakang pemain bertahan, dia bukan cuma pencetak gol tapi juga pencipta peluang."

"Julukannya adalah 'Jaguar' karena dia berlari sangat cepat dan memburu bola. Sekarang dia meniru jaguar sebagai selebrasi golnya."

Dalam tiga musim selanjutnya, Asano dipinjamkan ke Jerman seiring usaha Arsenal merampungkan dokumen dan izinnya.

Di sana, dia cukup sukses, membantu Stuttgart menjuarai 2.Bundesliga pada 2016/17. Tapi di dua musim kasta tertinggi berikutnya, bareng Stuttgart dan lalu Hannover 96, Asano terseok-seok, dengan hanya mampu menceploskan satu gol dalam 28 pertandingan.

Sementara itu, izin kerjanya tak kunjung menemui titik terang, dan segala masalahnya di klub memengaruhi statusnya di timnas Jepang.

Pada 2018, dia masuk ke dalam skuad awal untuk Piala Dunia, tetapi manajer Vahid Halilhodzic menjadikan permasalahan Asano di Arsenal sebagai alasan untuk tak membawanya ke laga-laga pemanasan sebelum resmi mencoretnya dari daftar 23 pemain yang berangkat ke Rusia.

Begitu 2019 tiba, Asano berada di persimpangan jalan.

Manajer umum Hannover, Horst Heldt, tidak yakin dengan penampilannya selama masa peminjaman, dan sengaja tak memainkannya selama dua bulan terakhir agar klausul wajib beli tidak berlaku, meski mereka degradasi dari Bundesliga sekalipun.

Rasa percaya diri Asano pun mulai terkikis. "Musim ini, saya cedera terus-terusan dan tak bisa bermlaga dan tak bisa memberikan hasil apa pun," tulisnya di blog personalnya.

"Setelah dilihat lagi, ini adalah musim yang sulit, berat, dan bikin frustrasi. Satu-satunya hal yang bisa dengan percaya diri saya rasakan adalah bahwa 'pertumbuhan' selalu bisa terjadi setiap hari."

"Saya ingin memberikan yang terbaik lagi dari sini untuk menyambungan pertumbuhan dengan hasil nyata!"

Takuma Asano Eden Hazard Theo Walcott Japan GFXGetty

Dengan kontraknya di Arsenal tinggal satu tahun dan kini sudah berusia 24, dia membutuhkan awal yang baru dan diizinkan pergi secara permanen.

Dia menghabiskan dua musim bersana Partizan Belgrade, di mana dia bermain secara reguler untuk klub aslinya untuk pertama kalinya di Eropa, dan akhirnya menemukan performanya.

Pada 2020/21, dia mencetak 18 gol dalam 33 pertandingan SuperLiga Belgia, dan mendapatkan kesempatan kembali ke sepakbola Jerman bareng Bochum musim panas lalu.

Meski dia masih gagal menjadi mesin gol Bundesliga – dengan satu gol dalam 24 laga di musim 2021/22 – dia mampu menjadi bagian penting dari tim promosi yang finis di papan tengah, yang bahkan mampu mengalahkan Bayern Munich.

Dia juga disambut kembali ke skuad Jepang setelah dua tahun di antah-berantah, dan terus ada buat negaranya ketika sukses lolos ke Qatar.

Bagaimana tidak, dia starter ketika Maret lalu dalam kemenangan 2-0 atas Australia, yang mengamankan tiket Jepang ke Piala Dunia untuk ketujuh kali berturut-turut.

Wenger selalu bilang bahwa keberadaan Asano adalah untuk masa depan. Dia terbukti benar. Cuma butuh waktu agak lama saja.

Simak Cult Hero dan Pemain Terlupakan GOAL lainnya di sini!

Iklan