- Xavi mengantarkan gelar pertama Barca sejak 2019
- Namun gaya permainan yang diterapkannya mendapat kritik
- Perbandingan dengan Guardiola bikin Xavi muak
APA YANG TERJADI? Xavi telah menikmati musim penuh pertamanya yang mengesankan sebagai pelatih Barcelona, dengan mempersembahkan gelar LaLiga usai terakhir kali didapat pada 2019. Namun, ia menghadapi kritik karena gaya permainannya yang pragmatis, dengan Blaugrana mencatat 11 kemenangan 1-0 dan 26 kali tidak kebobolan - rekor pertahanan terbaik dalam sejarah kompetisi. Sebagai pemain, Xavi adalah bagian dari tim Barcelona asuhan Pep Guardiola yang legendaris antara 2008 dan 2012, dibangun berdasarkan filosofi tiki-taka yang memberikan kesuksesan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Ada seruan luas agar pria asal Spanyol tersebut mengambil pendekatan serupa, sehingga membuatnya dibandingkan dengan Guardiola yang sekarang menuai keberhasilan lain di Manchester City.
APA YANG DIKATAKAN: "Sosok Guardiola membebani saya sebagai pelatih," kata Xavi dalam wawancara dengan Catalan TV3. "Menurut saya tidak adil [untuk terus-menerus membuat perbandingan]. Itu juga terjadi pada saya ketika masih menjadi pemain. Setiap orang harus membuka lembaran baru."
GAMBARAN UMUM: Meskipun dianggap kurang dihargai usahanya sejauh ini di ruang ganti Camp Nou, Xavi siap berkomitmen untuk perpanjangan kontrak yang akan membuatnya tetap membesut Barcelona hingga 2026. Ditekankan apakah negosiasi dengan klub sedang berlangsung baik, ia menjawab: "Ya. Kami akan mencapai pemahaman lebih cepat daripada nanti. Saya tahu klub akan melakukan upaya sebanyak yang mereka bisa dan tidak akan ada masalah. Saya akan memperbarui dan semoga saya bisa terus di sini selama bertahun-tahun."
DALAM FOTO:
Pertandingan berikutnya
Getty
APA SELANJUTNYA? Setelah mengangkat trofi LaLiga musim 2022/23, Barca akan berusaha menyelesaikan musim ini dengan sangat baik ketika melakukan perjalanan ke Celta Vigo pada Senin (5/6) dini hari WIB.