Statistik Pertandingan: Liverpool 1-1 Tottenham Hotspur
Was this the night the dream died for Liverpool?
Asa quadruple The Reds memang masih ada, meski tipis sekali setelah mereka jadi yang pertama runtuh di perebutan puncak Liga Primer Inggris.
Seri 1-1 versus Tottenham, Minggu (8/5) dini hari WIB, memang membawa mereka ke atas Manchester City, tetapi sejujurnya hasil imbang ini rasanya sama saja dengan kekalahan buat armada Jurgen Klopp.
Dengan musim Liga Inggris 2021/22 tinggal menyisakan dua pekan, keuntungan berada di tangan pasukan Pep Guardiola, yang bisa melaju unggul tiga poin jika mengalahkan Newcastle di Etihad, Minggu (8/5) malam.
Liverpool memberikan segalanya, berjuang melawan rasa syok dijebol Son Heung-min di menit ke-56 dengan menyamakan kedudukan lewat Luis Diaz 16 menit berselang.
Atmosfer Anfield riuh dan lantang, mengiringi tim tuan rumah mengejar gol kemenangan. Tapi gol itu tak pernah datang.
Siapa yang sangka Tottenham bakal ikut memainkan peran besar dalam perburuan gelar? Setelah merampas enam poin dari tangan Man City musim ini, pasukan Antonio Conte kini merampok empat poin dari Liverpool.
Mereka membuka The Reds harapan dengan mengalahkan Manchester biru di Februari, tetapi kini menutupnya cukup rapat, sembari tetap menjaga momentum untuk finis empat besar.
Pertandingan berjalan seru, intens, dan sengit. Liverpool terus menekan, terus bergegas, dengan nafsu membara. Diaz bermain ciamik, dan memang pantas mendapatkan gol.
Sementara itu Tottenham mempertahankan kotak penalti mereka dengan semangat juang tiada tara, Cristian Romero dan Ben Davies jadi pentolan, dan melakukan kejutan lewat Son, Harry Kane, serta Ryan Sessegnon.
Bagaimana tidak, andai umpan-umpan pencipta peluang mereka lebih sempurna, tim London utara itu bisa saja mendapatkan poin penuh.
Sebelumnya Liverpool dibuai pekan yang seperti mimpi, menambah kemenangan di Newcastle dengan mencapai final Liga Champions mengalahkan Villarreal.
Dan seperti kita semua, mereka lalu menyaksikan pertandingan mendebarkan saat Real Madrid kembali menciptakan mukjizat di Santiago Bernabeu, menyingkirkan Man City di semi-final UCL.
Harapannya, mereka bisa merampungkan pekan ini dengan kemenangan megah di bawah terang lampu Anfield, tetapi Tottenham berkata lain.
Klopp menolak menyerah hingga titik darah penghabisan, mengajak The Kop terus meramaikan pertandingan.
"Ini bisa jadi satu poin yang sangat penting," cuit Didi Hamann, mantan gelandang Liverpool, saat waktu penuh. Anda tentu bisa memaklumi pendapat itu, sekalipun ia terlihat sedang 'menggondeli' harapan kosong.
Bagaimana tidak? Sekarang mereka cuma bisa duduk manis, dan berharap satu kekalahan buat City, entah Minggu nanti atau di laga-laga selanjutnya versus West Ham, Wolves, dan Aston Villa, akan kembali membukakan pintu bernama harapan buat mereka.
Jika tetap gagal, maka pasukan Klopp tetap boleh berbangga atas apa yang mereka raih.
Diduga sudah mati dan terkubur di Januari, setidaknya mereka bisa mengklaim sudah menciptakan perburuan gelar juara. Tanpa mereka, kita akan menyaksikan Liga Inggris disulap jadi liga petani oleh Man City.
Selain itu, mereka masih punya kejayaan lain yang bisa diraih. Akhir pekan depan, mereka akan berusaha memenangi Piala FA pertama sejak 2006, dan akhir bulan ini, akan menyulap Paris jadi merah saat menghadapi Real Madrid di final Liga Champions.
Jangan salah, ini hari-hari yang tenang di Anfield.
Namun bukan berarti hasil imbang ini tidak terasa perih. Satu kali ini, tim yang selalu saja menemukan jalan entah bagaimana caranya, dipaksa 'nyasar'. Satu kali ini, Anfield jadi tempat penuh penyesalan.
Liverpool harus yakin masih ada harapan di ujung jalan.
Giliranmu, Manchester City.