Jika Anda tidak terlalu menyukai sepakbola, tapi Anda memutuskan untuk menonton pertandingan Piala Dunia karena ya...inilah Piala Dunia!
Anda pastinya merasa ada sesuatu yang berbeda ketika tim yang pernah menjadi juara tidak ikut berpartisipasi di turnamen terakbar di dunia ini.
Anda sudah melihat Argentina-nya Lionel Messi ada di jadwal pertandingan. Portugal-nya Cristiano Ronaldo juga akan beraksi. Demikian halnya Neymar di Brasil dan Kylian Mbappe di Prancis. Tapi di mana Italia? Pertanyaan yang pantas diajukan.
Pertandingan Berikut
Italia merupakan juara bertahan Eropa dan bisa dibilang sebagai salah satu tim nasional terkuat di dunia.
Anda pastinya mengharapkan mereka bisa berada di Piala Dunia, tapi sayangnya mereka kali ini tidak lolos.
Hanya ada 32 tim yang lolos ke turnamen, dengan tuan rumah satu-satunya tim yang dijamin mendapat tempat. Semua tim yang lain harus bertarung habis-habisan dengan saingan kontinental mereka untuk sejumlah tempat. Dan, di sinilah kesalahan terjadi di Italia.
Mereka dipasangkan dengan Swiss, Irlandia Utara, Bulgaria, dan Lithuania di Grup C kualifikasi Piala Dunia zona UEFA, dengan pemenang grup memesan tiket langsung ke final dan runner-up lolos ke babak play-off.
Itu tampak seperti grup yang sangat bisa dilalui Italia dan mereka membuat awal kualifikasi yang cerah, dengan memenangkan tiga pertandingan pembukaan.
Namun, hasil imbang lawan Bulgaria dan Swiss membuktikan lawan-lawan mereka bukan berarti tidak lolos.
Faktanya, dua hasil imbang lagi lawan Swiss dan Irlandia Utara membuat mereka finis di urutan kedua di Grup C, dengan gelandang Chelsea Jorginho menjadi "terdakwa" di fase grup karena ia gagal mengeksekusi tendangan penalti penting di setiap pertandingan lawan Swiss.
Namun, peluang mereka belum habis karena masih memiliki berkesempatan untuk memesan tiket ke Qatar melalui babak play-off.
Sayangnya, Makedonia Utara terbukti terlalu kuat dalam apa yang bisa dibilang sebagai kejutan terbesar dari kampanye kualifikasi, yang berarti Italia kehilangan tempat di Piala Dunia untuk kedua kalinya berturut-turut, setelah sebelumnya mengalami nasib yang sama untuk edisi 2018 di Rusia.