Mantan pelatih AS Roma, Paulo Fonseca, menceritakan sekelumit ketakutan saat meninggalkan Ukraina. Ia juga berharap kebijakan invasi Vladimir Putin dapat dihentikan.
Fonseca berada di Kiev saat Rusia menyerang Ukraina pada akhir Februari lalu. Ia bergabung dengan para pemain dan pelatih Shakhtar Donetsk, Roberto De Zerbi, di sebuah hotel di ibukota, lalu bersembunyi di bungker, sebelum kembali ke Portugal bersama putri dan istrinya, Katerina Ostroushko, yang berasal dari Ukraina.
“Ini adalah mimpi buruk. Ketika itu pada 24 Februari dan kami seharusnya berangkat ke Portugal pukul 10 pagi. Pukul 4.30 kami mendengar ledakan pertama,” ucap Fonseca kepada La Gazzetta dello Sport, Rabu (9/3).
Pertandingan Berikut
“Kami ketakutan. Teman saya [Darijo] Srna mengundang saya ke Hotel Opera tempat tim Shakhtar berada. Kami bersembunyi di bungker, De Zerbi juga ada di sana. Anak-anak tidur di kasur gulung. Kedutaan saya mengatur kipas angin mini untuk tiga keluarga dan kami berangkat ke Moldova. Itu adalah perjalanan yang mengerikan [karena tidak ada penerbangan], 30 jam tanpa henti, dengan antrian 5 km, dan pesawat tempur terbang di atas kepala kami.”
“Saya baru sedikit rileks saat kami tiba di Rumania. Istri saya masih menangis karena kami memiliki teman dan keluarga di Ukraina.”
“Kini, melalui Kedutaan Besar Portugal, kami mencoba untuk menyelamatkan beberapa pengungsi perang. Ini adalah bagian kecil dibandingkan dengan dua juta orang yang melarikan diri dari negara itu.”
“Saya bukan politisi, tapi saya mendukung zona larangan terbang. Memang benar, mereka [Rusia] memiliki bom atom, tapi kami membiarkan Putin menjadi terlalu kuat, dia merasakan ketakutan masyarakat internasional.”
“Tapi dia harus dihentikan sekarang, atau nanti akan lebih sulit untuk melakukannya. Yang terburuk belum datang. Pembangkit nuklir juga menjadi masalah, kita tahu apa yang bisa terjadi dengan pria ini. Dia adalah penanggung jawab utama. Siapapun yang mendukungnya saya pikir membutuhkan bantuan psikologis,” pungkasnya.
Imbas status darurat nasional ini, Federasi Sepak Bola Ukraina (UAF) resmi menghentikan Liga Ukraina dalam jangka waktu minimal 30 hari.
Sementara itu, UEFA telah mencabut hak Rusia sebagai tuan rumah final Liga Champions musim ini yang dijadwalkan berlangsung di Saint Petersburg pada akhir Mei mendatang.