Adegan yang paling membuka tabir misteri di dokumenter Bayern Munich di Amazon tidak terjadi di tempat latihan atau ruang ganti.
Ia terjadi di sebuah ruangan kantor di markas Die Roten, dan menampilkan direktur olahraga Hasan Salihamidzic, CEO Oliver Kahan, dan direktur teknis Marco Neppe ketika membahas kontrak Robert Lewandowski.
"Kami ingin memperpanjangnya," ucap Salilhamidzic di dokumenter 'FC Bayern – Behind the Legend'. "Tetapi sekarang ini soal durasi kontraknya, karena kami punya aturan bahwa pemain di atas 31 tahun hanya diberi kontrak satu tahun."
"Jadi dalam kasus ini, tidak semudah itu."
Saat ini situasi itu masih belum berubah dibandingkan ketika dokumenter tersebut dirilis November 2021.
Dengan kontraknya yang menyisakan satu tahun, Lewandowski belum menunjukkan tanda-tanda memperpanjang masa baktinya.
Media Spanyol Sport bahkan melaporkan bulan lalu bahwa Lewandowski sudah sepakat untuk bergabung ke Barcelona musim panas ini. Blaugrana diklaim berjanji memberinya kontrak empat tahun, dan membayar Bayern sebesar €60 juta demi mengamankan jasa striker Polandia itu.
Namun, terlepas dari apakah Barca benar-benar punya daya finansial untuk menawarkan angka tersebut, GOAL memahami bahwa Lewandowski belum menentukan masa depannya.
Benar saja, agen Lewa yakni Pini Zahavi bahkan belum memulai pembicaraan perpanjangan kontrak dengan bayern. Itu saja jelas bikin loyalis Die Roten mengucurkan keringat dingin.
Legenda Bayern Lothar Matthaus sampai ngamuk karena situasi ini tak kunjung selesai setahun sebelum kontrak Lewandowski habis, ia merasa bekas klubnya itu gagal melaksanakan operasi tersebut.
"Kalau kalian belum mengontak pihak Lewandowski sampai sekarang, itu namanya pelecehan," jelas Matthaus pada Sport Bild. "Di bawah Uli Hoeness atau Kalle Rummenigge, itu tidak akan terjadi."
"Bayern harus merasa beruntung bahwa Robert Lewandowski adalah sesosok karakter hebat dan sangat profesional."
"Saya kaget tak ada progres. Kalian tak seharusnya menyimpan semua itu di dalam laci dan cuma menunggu."
Matthaus tak keliru. Semakin lama situasi ini berlangsung, semakin mungkin kedua belah pihak gagal menemui kesepakatan.
Paulo Dybala yang sudah dikonfirmasi akan hengkang dari Juventus adalah contoh kasus sempurna. Tetapi harus dibilang bahwa Bianconeri mengambil keputusan tepat dengan menceraikan penyerang Argentina itu, yang belakangan ini sering cedera dan inkonsisten.
Tetapi kasus Bayern berbeda. Bakal mengejutkan jika raksasa Bundesliga itu memutuskan nasib mereka akan lebih baik tanpa diperkuat pencetak gol paling garang di dunia sepakbola selama tiga tahun terakhir.
Steffen Effenberg belum lama ini menulis di T-Online, "Kalau Bayern tidak berusaha memperpanjang kontrak Robert Lewandowski, itu bakal menjadi keputusan terburuk dalam sejarah mereka."
Namun, The Bavarians menegaskan meski tak terburu-buru, mereka bertekad untuk mempertahankan Lewandowski.
Presiden klub, Herbert Hainer, bahkan sudah bilang dia ingin Lewandowski mengakhiri kariernya di Allianz Arena, dan itulah mengapa tak berlebihan untuk berspekulasi bahwa Bayern akan menerobos aturan mereka sendiri soal kontrak pemain 31 tahun ke atas demi mempertahankan striker Polandia itu.
Ingat, Thomas Muller dan Manuel Neuer berada di posisi yang sama persis, itu artinya Bayern punya justifikasi kuat untuk mengubah kebijaka nmereka , mengingat ada tiga pemain penting dan populer yang harus diperbarui kontraknya alih-alih membuat satu pengecualian saja.
Kahn sendiri berkata ia "rileks" soal situasi Lewandowski, mengklaim bahwa Bayern tidak akan ditekan oleh pihak luar.
Tetap saja, bukan pertanda bagus ketika Salilhamidzic belum lama ini mengklaim Bayern mengusahakan segala yang mereka bisa demi mempertahankan Lewandowski, tetapi sang pemain malah membalas, "Ini pertama kali saya mendengar soal itu."
Ini menandakan ada sedikit agitasi dari pihak Lewa menyoal pendekatan Bayern dalam negosiasi ini.
Untung, kekalutan kontraknya sama sekali tidak memengaruhi kebolehannya di depan gawang.
Dia sudah mencetak 45 gol hanya dalam 38 penampilan saja di semua kompetisi musim ini, juga memandu Polandia lolos ke Piala Dunia 2022 di Qatar. Ballon d'Or yang tak kunjung menghampirinya mungkin benar-benar bisa ia menangkan.
Karenanya, rasanya sulit untuk melebih-lebihkan nilai yang dihadirkan Lewandowski, tetapi tidak sulit untuk memahami mengapa Bayern mungkin enggan menerjunkan diri ke dalam pusara ancaman finansial hanya untuk mempertahankannya.
Seperti klub-klub lain, Die Roten amat terdampak krisis finansial akibat pandemi Covid-19.
Bayern menerima pendapatan sebesar €643,9 juta di tahun finansial terkini – angka yang hanya sedikit lebih banyak dari tahun 2016/17, menyoroti bahwa meski stadion sudah dibuka untuk umum, neraca keuangan butuh waktu untuk pulih dari hantaman pandemi.
Namun di saat pendapatan mereka terjun bebas sejak 2020, gaji pemain terus melejit.
Lewandowski, 33 tahun, menerima gaji sebesar €25 juta per tahun di Allianz Arena, jadi mungkin Bayern tak mampu menaikkan gajinya.
"Kami harus memastikan kualitas tim dan komponen ekonominya berjalan beriringan," tegas Salihamidzic. "Secara finansial, ini fase yang berat, tetapi kami berusaha untuk menjalankannya dengan cara kami sendiri."
Belum jelas apakah itu artinya menatap masa depan tanpa Lewandowski tetapi, saat ini, mustahil menggantikan peran Lewandowski.
Erling Haaland adalah kandidat yang tak perlu diragukan, tetapi bomber Borussia Dortmund itu nampaknya makin merapat ke Manchester City.
Tak ayal, spekulasi masa depan Lewandowski berlanjut, dan itu bikin Markus Babbel frustrasi.
"Kebisingan ini menyebalkan," ucap bekas bek Bayern itu kepada Sky Sports Germany. "Katanya apresiasi tidak cukup untuknya. Saya tak mau dengar itu lagi."
"Selama 20 tahun terakhir, tak ada pemain yang menerima apresiasi sebanyak yang diterima Lewandowski di Bayern."
"Thomas Muller contohnya, dia tidak bikin sirkus [terkait status kontraknya]. Lewandowski digaji €25 juta dan masih mau ditambah. Tidak ada pemain Bayern yang digaji sebanyak itu."
"Ada masa-masa di mana ia mau hengkang permanen, tetapi Bayern mempertahankannya karena mereka menganggapnya bernilai."
"Jadi harus ada sedikit rasa terima kasih – jangan kebanyakan menuntut."
Namun layak dicatat bahwa Lewandowski belum pernah mengungkapkan keinginannya untuk pergi, atau bahkan mengkritik Bayern secara langsung.
Bisa jadi dia diam-diam mempertimbangkan untuk hengkang, tetapi sekalipun itu benar, dia juga bisa menyimpulkan bahwa pilihan terbaik adalah bertahan.
Lagipula, dari sisi finansial, Barcelona bukan satu-satunya klub besar yang tak mampu memboyongnya musim panas nanti.
Selain itu, ada juga fakta bahwa elite-elite Eropa punya prioritas lain.
Seperti yang sudah disebutkan, Man City memimpin perburuan Haaland, Juventus sudah mencaplok Dusan Vlahovic, sementara Real Madrid sangat getol merekrut Kylian Mbappe.
Transfer Mbappe ke Los Blancos memang bisa membuka lowongan di lini depan Paris Saint-Germain dan Zahavi punya hubungan dekat dengan petinggi PSG, tetapi GOAL memahami bahwa raksasa Ligue 1 itu masih mengejar target lain.
Manchester United dilaporkan mengincar satu striker musim panas nanti, dengan Edinson Cavani akan segera cabut dari Old Traffod.
Belum jelas juga apakah Cristiano Ronaldo akan menetap, tetapi meski Man United punya sumber daya untuk mewujudkannya, mereka enggan membeli penyerang tua lagi, sekalipun penyerang tua tersebut sesubur Lewandowski.
Sulit juga meyakini Lewandowski sudi hijrah ke Manchester kalau pasukan Ralf Rangnick yang tengah terseok itu gagal lolos ke Liga Champions Eropa musim depan.
Maka, dalam konteks tersebut, kemungkinan besar Lewandowski akan melanjutkan masa baktinya bersama Bayern, terutama jika pihak klub menawarinya perpanjangan lebih dari satu tahun.
Di Bavaria, Lewandowski setidaknya nyaris terjamin akan terus mencetak gol dan terus berkompetisi memperebutkan trofi-trofi besar.
Seperti yang bekas kapten Brasil, Cafu, katakan kepada GOAL belum lama ini, "Dia bermain buat tim hebat dan dia bermain dengan apik di tim itu – jadi, mengapa harus pergi?"