Seorang bocah 13 tahun dipanggil masuk timnas senior Afrika Selatan wanita untuk melakoni laga uji coba pra-Piala Dunia melawan Botswana, setelah beberapa anggota tim utama Banyana Banyana memboikot pertandingan tersebut buntut sengketa dengan PSSI-nya Afrika Selatan - demikian laporan AFP.
Timnas Afrika Selatan akan tampil di Piala Dunia Wanita 2023 di Australia dan Selandia Baru bulan ini, tetapi laga persiapan terakhir mereka sama sekali tak ideal. Beberapa pemain senior memprotes karena laga ini digelar di kota Tsakane - sekitar 50 km dari Johannesburg - di lapangan yang terbuat dari tanah liat dan rumput.
Khawatir lapangan itu bakal menyebabkan cedera hanya beberapa pekan menjelang Piala Dunia, mereka menolak untuk bermain. Penolakan tersebut memaksa pelatih Desiree Ellis menyusun skuad darurat yang berisikan pemain-pemain lokal, termasuk seorang anak perempuan berusia 13 tahun. Banyana Banyana akhirnya keok 5-0 di tangan Botswana, yang berada 96 tempat di bawah mereka di peringkat FIFA.
Para pemain juga menuntut agar asosiasi sepakbola Afrika Selatan (SAFA) menggaji mereka untuk bermain di Piala Dunia. Mereka bilang mereka akan mendapatkan $30.000 per pemain dari FIFA, tetapi tak mendapatkan upah sepeser pun dari SAFA.
Anggota skuad Banyana Banyana pun emoh meneken kontrak pra-turnamen, karena menginginkan tambahan $21.000 per pemain dari asosiasi sepakbola nasional. Ketika berbicara kepada City Press, sesosok senior di SAFA menuding para pemain bersikap seperti "tentara bayaran" dan "pengkhianat" - seperti dikutip Yahoo Sports.
Terkait sengketa ini, Thulaganyo Gaoshubelwe selaku presiden Serikat Pemain Sepakbola Afrika Selatan berkata: "Mereka memperjuangkan hak-hak mereka. SAFA tak ingin memberikan uang dalam kontrak mereka. Kita harus berjuang demi hak-hak para pemain ini."
Afrika Selatan akan menghadapi Argentina, Italia, dan peraih medali emas Olimpiade, Swedia, di Grup D Piala Dunia Wanita 2023.